بسم
الله الرّحمن الرّحيم
Dari makhluk yang paling melarat, bahkan tidak ada
apa-apanya di dalam hakikat, Muhammad Hasyim Asy’ariy, semoga Allah
mengampuninya, kedua orang tuanya, dan seluruh kaum muslimin. Aamiin.
Kepada saudara-saudara kami yang mulia yang tinggal di Pulau
Jawa dan sekitarnya, dari para Ulama’nya dan orang-orang awamnya.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Telah sampai kabar kepadaku bahwa di tengah-tengah kalian
sedang menyala-nyala api fitnah dan pertentangan. Lalu aku pun memikirkan sebab
terjadinya hal itu. Maka (aku simpulkan) sebabnya adalah apa yang dilakukan
oleh orang-orang zaman ini, yaitu mereka mengganti dan merubah-rubah Kitabullah
dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا
بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
(Orang-orang beriman
itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan)
antara kedua saudaramu itu)[1]
Dan mereka menjadikan saudara-saudara
mereka sesama muslim menjadi musuh dan
tidak mau memperbaiki hubungan dengan mereka bahkan merusak mereka.
Dan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
لا تباغضوا ، ولا تدابروا ، وكونوا عباد الله إخوانا وهم
يتحاسدون ويتباغضون وبتنافسون ويكونون أعداءً[2] ،
ولا تحاسدوا
(Janganlah kalian saling dengki,
saling membenci, dan saling bermusuhan, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
yang bersaudara, dan mereka orang-orang yang saling dengki, saling membenci, dan
yang saling bersaing, akan menjadi orang-orang yang bermusuhan)
Wahai para
Ulama’ yang fanatik kepada sebagian madzhab dan sebagian pendapat Ulama’,
tinggalkanlah fanatikmu dalam perkara furu’ (cabang agama), yang para Ulama’ saja
dalam perkara ini terdapat dua pendapat : pendapat pertama mengatakan,”Setiap
mujtahid adalah benar,” dan yang satu lagi mengatakan,”Yang benar itu cuma
satu, akan tetapi yang ijtihadnya salah dia tetap diberi pahala.” Tinggalkanlah
fanatisme, tinggalkanlah hawa yang merusak ini, belalah agama Islam, dan
bersungguh-sungguhlah dalam membantah orang-orang yang mencela Al-Qur’an dan
Sifat-sifat Ar-Rahman (Allah), serta orang yang mengaku-aku berilmu tetapi ilmu
yang batil dan beraqidah dengan aqidah yang rusak. Maka bersungguh-sungguh
dalam menghadapi mereka adalah wajib dan hendaklah sibukkan diri kalian dalam
perkara ini.
Wahai para manusia, di
tengah-tengah kalian telah banyak orang-orang kafir yang memenuhi daratan
negeri kalian, maka barangsiapa yang bangkit dari kalian untuk menyelidiki
mereka dan berjaga-jaga dari pengaruh mereka.[3]Wahai para Ulama’, dalam perkara
semacam ini maka bersungguh-sungguhlah dah fanatiklah!
Adapun fanatik kalian dalam perkara cabang (furu’) agama dan tindakan kalian membawa manusia pada satu madzhab dan satu pendapat maka ini adalah perkara yang Allah Ta’ala tidak akan menerimanya dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan ridho dengannya. Dan tidaklah kalian membawa mereka kepada yang demikian itu kecuali hanya murni fanatisme, saling bersaing, dan saling dengki. Seandainya Imam Asy Syafi’i, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Ibnu Hajar, dan Imam Ramli masih hidup niscaya mereka akan mengingkari kalian dengan pengingkaran yang sangat keras, dan berlepas diri dari apa yang kalian lakukan dan pengingkaran kalian dalam perkara-perkara yang Ulama’ berselisih di dalamnya.
Adapun fanatik kalian dalam perkara cabang (furu’) agama dan tindakan kalian membawa manusia pada satu madzhab dan satu pendapat maka ini adalah perkara yang Allah Ta’ala tidak akan menerimanya dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan ridho dengannya. Dan tidaklah kalian membawa mereka kepada yang demikian itu kecuali hanya murni fanatisme, saling bersaing, dan saling dengki. Seandainya Imam Asy Syafi’i, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Ibnu Hajar, dan Imam Ramli masih hidup niscaya mereka akan mengingkari kalian dengan pengingkaran yang sangat keras, dan berlepas diri dari apa yang kalian lakukan dan pengingkaran kalian dalam perkara-perkara yang Ulama’ berselisih di dalamnya.
Dan kalian akan melihat
orang-orang awam, yang tidak bisa dihitung banyaknya kecuali Allah Ta’ala yang
tahu, mereka meninggalkan shalat. Padahal balasan bagi orang yang meninggalkan shalat
menurut Imam Syafi’i, Imam Malik, dan Imam Ahmad adalah dipenggal lehernya.
Malah kalian tidak mengingkari hal ini kepada mereka (orang-orang awam). Bahkan
salah seorang dari kalian mungkin melihat tetangganya meninggalkan shalat, akan
tetapi kalian diam kepada mereka. Kemudian malah kalian bertingkah mengingkari
perkara-perkara cabang yang para ahli fiqih saja berselisih di dalamnya. Dan
kalian tidak mengingkari perkara-perkara haram yang dilakukan masyarakat seperti
zina, riba, minum khamer, dan lain-lainnya. Kalian tidak mau merubah hal itu
karena Allah Ta’ala, akan tetapi kalian sempat merubah-rubah pendapat Asy Syafi’i
dan Ibnu hajar. Maka apa yang kalian lakukan itu akan mengantarkan pada
perpecahan dan memutus tali silaturrahim, serta orang-orang bodoh akan menguasai
kalian, dan jatuhlah wibawa kalian dihadapan para manusia. Dan orang-orang
bodoh akan berkata tentang kedaan kalian, maka perkataan mereka tentang kalian
akan membinasakan mereka, karena daging kalian adalah beracun dalam kondisi
apapun, karena kalian adalah Ulama’. Dan diri kalian akan binasa disebabkan
dosa-dosa besar yang kalian lakukan.
Wahai para Ulama’, ketika kalian
melihat seseorang melakukan suatu amalan berdasarkan pendapat seseorang yang
boleh diikuti dari para imam madzhab yang diakui, walaupun pendapatnya marjuh
(lemah), jika kalian merasa tidak cocok dengan mereka maka janganlah berbuat
kejam kepada mereka, akan tetapi bimbinglah mereka dengan lembut. Jika mereka
tidak mau mengikutimu, maka janganlah kalian jadikan mereka sebagai musuh. Dan permisalan
orang yang melakukan hal ini adalah bagaikan orang yang membangun istana tapi
dengan jalan menghancurkan kota. Dan janganlah kalian menjadikan hal ini
sebagai sebab terjadinya perpecahan, pertentangan, pertengkaran. Maka ini
adalah kejahatan yang merata dan dosa besar, yang merobohkan bangunan umat
Islam, dan menutup pintu-pintu kebaikan di hadapan mereka.
Oleh karena itulah Allah Ta’ala
melarang hamba-hamba-Nya yang beriman dari pertentangan, dan memberi peringatan
kepada mereka akan akibat dari pertentangan yang sangat buruk dan buah-buahnya yang
sangat menyakitkan. Allah Ta’ala berfirman :
وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ
رِيحُكُمْ
(dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu)[4]
Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya
dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari-hari ini banyak sekali
pelajarannya serta mengandung nasehat
yang banyak, dan bisa mengambil faidah dari semua itu orang-orang yang cerdas. Dan
kebanyakan yang bisa mengambil faidah dari semua ini memang mereka para pemberi
nasihat yang cerdas.
Igatlah nasihat-nasihat dari peristiwa
yang telah berlalu ini dalam setiap kesempatan. Lalu sekarang tinggal apakah kita
sudah mampu untuk mengambil pelajaran dan nasihat, serta sadar dari kemabukan
kita, dan ingat akan kelalaian kita. Kita tahu kemenangan kita tergantung pada
tolong-menolong dan persatuan kita, serta beningnya hati dan keikhlasan kita
kepada yang lain. Atau kita akan bernaung di bawah perpecahan, saling menghina,
memecah belah, serta kemunafikan, kedengkian, dan kesesatan yang lama. Padahal agama
kita satu, agama Islam, madzhab kita satu, madzhab Imam Asy Syafi’i, dan daerah
kita satu, Jawa. Dan kita semua termasuk Ahlussunnah Waljama’ah. Maka demi Allah,
bukanlah semua itu kecuali bencana yang nyata dan kerugian yang besar.
Wahai kaum Muslimin, bertakwalah
kepada Allah, kembalilah pada kitab Rabb kalian, amalkanlah sunnah-sunnah Nabi
kalian, dan teladanilah para salaf (pendahulu) kalian yang shalih, niscaya
kalian akan beruntung sebagaimana mereka beruntung, dan kalian akan bahagia
sebagaimana mereka bahagia. Bertakwalah kepada Allah, dan perbaikilah
orang-orang yang berselisih diantara kalian. “Tolong menolonglah kalian dalam
kebaikan dan janganlah kalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan”[5].
Semoga Allah Ta’ala meliputi kalian dengan kasih sayang-Nya, dan meliputi
kalian dengan kebaikan-Nya. “Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang berkata "Kami mendengarkan,” padahal
mereka tidak mendengarkan.” [6]
Wassalamu fil mabda’
walkhitaam
Muhammad Hasyim Asy’ari
Tebu Ireng, Jombang
Ahad, 18 Shafar 1435 H/ 22 Desember 2013
Diterjemahkan oleh Hasim Ikhwanudin, dari kitab Iryadus Sari fi Jam'i Mushonnafati Asy Syaikh Hasyim Asy'ariy
[1] QS. Al
Hujurat : 10
[2] Dalam
redaksi shahihain dari Sahabat Anas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
Beliau bersabda :
لا
تباغضوا ، ولا تحاسدوا ، ولا تدابروا ، وكونوا عباد الله إخوانا ,
tambahan redaksi Beliau penerjemah belum tahu
riwayatnya. Hadits ini juga ada dalam Al Arba’in An Nawawiyah hadits no. 35
dengan redaksi yang agak beda.
[3] Saya
kurang paham dengan kalimat ini, namun kemungkinan intinya : “Hendaknya kita
bangkit untuk waspada akan pengaruh mereka”. Karena zaman Beliau memang
Indonesia sedang dijajah orang-orang kafir.
[4] QS. Al
Anfal : 46
[5] QS. Al
Maidah : 2
[6] QS. Al
Anfal : 21