(كلُّ بِدعةٍ ضللةٌ)
Hadits yang mulia
(Setiap perkara yang baru dalam agama
(bid’ah) adalah sesat[1])
بسم الله الرّحمن الرّحيم
Amma ba’du :
Seorang hamba yang lemah yang rusak, penuh dengan cacat dan melampaui
batas serta lemah badannya, Muhammad Hasyim bin Muhammad Asy’ari Al Jumbani,
semoga Allah mempergaulinya dengan kelembutan-Nya yang tersembunyi lagi dekat,
mengatakan :
Pada malam Senin tanggal 25 Rabi’ul Awwal tahun 1355 Hijriyah,
aku melihat banyak orang dari para
pelajar yang mencari ilmu pada sebagian pondok pesantren melakukan perkumpulan
yang bernama “Maulid”, dan didatangkan untuk acara itu alat-alat musik,
kemudian membaca Al Qur’an dan hadits-hadits yang warid[6]
tentang permulaan penciptaan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan apa saja yang terjadi saat kelahiran Beliau yang berupa tanda-tanda dan seterusnya, termasuk
membaca siroh (sejarah) Beliau yang diberkahi. Namun kemudian mereka melakukan
perbuatan mungkar, yaitu saling memukul dan saling dorong-dorongan yang diberi
nama “pencak” dan “tinju.” Kemudian dipukullah rebana setiap kali acara itu dilakukan, dengan disaksikan para wanita ajnabiyah[7]
dari jarak yang sangat dekat. Sehingga para wanita itu bisa menonton mereka
(yang bermain pencak dan tinjau), diiringi musik serta sandiwara dan
permainan-permainan yang menyerupai perjudian dan berkumpulnya pria serta
wanita campur bawur untuk menonton, dan tarian-tarian yang membuat
mereka tenggelam didalamnya dengan tertawa dan berteriak-teriak di dalam masjid
dan sekitarnya. Maka kemudian akupun melarang mereka dan mengingkari mereka
dari perbuatan-perbuatan mungkar itu, lalu merekapun bubar dan pergi.
Dan setelah perkara ini terjadi sebagaimana aku gambarkan,
aku khawatir perbuatan yang hina semacam ini menyebar ke berbagai tempat, dan
orang-orang awam yang ikut-ikutan melakukan hal itu menambah-nambahi dengan
kemaksiatan-kemaksiatan. Dan bisa jadi perbuatan ini akan membawa mereka keluar
dari agama Islam. Maka aku menulis peringatan ini sebagai nasihat untuk agama
dan sebagai bimbingan bagi kaum muslimin. Dan aku memohon kepada Allah subhanahu wata'ala agar menjadikan ini ikhlas hanya
mengharapkan wajah-Nya yang mulia, sesungguhnya Dia adalah Dzat yang memiliki
karunia yang besar.[8]
(diterjemahkan oleh Hasim Ikhwanudin, 16 Shafar 1435 H/ 20
Desember 2013)
[1] HR.
Muslim, hadits ini asli ditulis oleh KH. Hasyim Asy’ari pada awal muqoddimah
kitab ini
[2] QS. Ar
Rahman : 29
[3] Ini
adalah aqidah Asy’ariyah, Fakhruddin Ar Rozi menyebutkan hal ini dalam kitabnya
Tahsiisut Taqdiis
[4] Tentunya
setelah mendapatkan izin dari Allah dan umat Beliau yang berhak mendapatkan
syafa’at adalah orang yang memenuhi kriteria: ahlit tauhid dan diridhoi oleh
Allah (orang yang memberi syafaat diizinkan oleh Allah subhanahu wata'ala untuk memberi syafaat
kepadanya)
[5] Shalawat
Allah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah pujian-Nya di hadapan para malaikat di langit
[6] Warid :
datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
[7] Ajnabiyah
: wanita yang bukan mahram dan bukan istri, yang tidak boleh memandangnya dan
berinteraksi dengan mereka kecuali ada kebutuhan yang dibenarkan syariat
[8] Tanbihat
Al Wajibat liman Yashna’ul Maulid bil Munkarat, KH. Hasyim Asy’ari rahimahullah,
hal. 7-10, terbitan Maktabah At Turots Al Islamiy, Pondok Pesantren Tebu Ireng,
Jombang.
ta'liq mas Panji:
BalasHapusما سكن ساكن في المكان ودار دائر الزمان, واختلف الملوان
"selama orang yang menempati tempat menempati tempatnya dan selama beredarnya peredaran zaman dan bergantinya siang dan malam", maksudnya "di setiap tempat, setiap waktu, dan selama silih bergantinya siang dan malam"
sehingga terjemahan lengkapnya menjadi:
"semoga Allah memberi shalawat[5] dan salam-Nya kepada Beliau, keluarganya, sahabatnya, dan kepada seluruh Nabi dan Rasul serta semua hamba-hamba Allah yang shalih, malaikat-malaikat yang dekat (dengan Allah), dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik hingga hari pembalasan di setiap tempat dan waktu, selama silih bergantinya siang dan malam."
Sekian komentar mas Panji
Jazaakumullahu khairan
BalasHapusSaya bisa download di mana ya?
BalasHapusmari warga NU kembali keajaran islam yang murni, jauhi bid'ah
BalasHapusKepala mu murni 😂
HapusSalah kaprah ini
BalasHapus