Kamis, 19 Desember 2013

Dua Senja di Masjid Pogung Dalangan

"Tinimbang neng ngumah bingung, Mas."


Itulah kalimat yang saya dengar tiap bertemu dengan mbah-mbah yang bisa saya katakan rangking satu untuk kehadiran sholat jama'ah (untuk sholat  isya'ain) di MPD. Beliau adalah seorang kakek yang sudah tua (ealah jelas... kakek-kakek ya tua). Namun satu hal yang membuat saya diam-diam menyembunyikan rasa kagum padanya, sekitar satu jam sebelum maghrib tiba, beliau sudah datang dengan penuh kesungguhan. Mungkin anda akan berkomentar,"Ah biasa, kan orang yang sudah tua emang nalurinya begitu." Saya katakan pada umumnya Betul, tapi untuk kasus ini berbeda, dan mungkin langka. Mau tahu apa yang dia lakukan menunggu waktu maghrib tiba? (Ya lah secara..., sejam menjelang maghrib kakek-kakek ngapain di mesjid kurang kerjaan aja, prediksi kita)

"Mas sulake nengdi yo mas, aku tak resik-resik koco iki. Tinimbang neng ngumah bingung, Mas"


Coba anda bayangkan, yang jaga mesjid aja kadang-kadang lupa sama jadwal piketnya. Lha ini ada mbah-mbah tua renta datang gasik ke mesjid buat bantuin bersih-bersih kaca, walaupun hanya sekedar kaca, tapi setiap sore. Dia juga biasanya yang nata kesed di tangga depan, sampe pada pekerjaan mel-layout pengimaman coba. Sungguh kadang saya malu tiada tara. Saya yang mandi pakai air mesjid, listrik pakai listrik mesjid, tapi kok.. -(
Pye meneh, keadaan.... mahasiswa sok sibuk... sedih.

Terkadang saya pun cerita-cerita dengan beliau ketika saya sedang ada jadwal piket. Cerita dia bekerja di sawah kakinya nginjak beling, cerita giginya dicabut anak Kedokteran Gigi yang KOAS sehingga membuat dia jadi puyeng, cerita dia tidak dikasih makan atau sarapan, cerita tidak diurusi keluarganya. Pokoknya cerita yang bikin hati memelas. Tapi saya sungguh kagum dengan beliau, tegar di atas semua nasibnya itu. Terkadang kalau di MPD sedang ada makanan saya ambilkan sebagian jatah takmir untuknya. Seneng banget rasanya melihatnya dapat makanan sambil bilang," Maturnuwun yo mas, iki keno nggo mangan engko."

Tidak kalah mengagumkannya lagi adalah saat tiba hari jumat. (apa emang yang mengagumkan?)
Bisa dibilang tiap jumat yang dapat pahala Onta adalah beliau. Gimana tidak wong datangnya saja jam sebelas, kadang kurang malah. Dia cari-cari kotak infak terus ditata, habis itu nata buletin. Sampe saya kadang dikasih saran naro kotak infaknya yang pas shof mana. Namun ada cerita memilukan yang menimpanya pada suatu jumat. Ceritanya begini.

Selesai salam sholat jumat, tiba-tiba di shof belakang ada kegaduhan, kayak ada sesuatu yang bermasalah. Ternyata benar ada masalah. Yaitu mbah-mbah itu hampir tergeletak pingsan. Dengan wajah pucat, dan tubuh yang lemas. Maka spontan saudara kami Damar Romadhoni pun mesankan teh anget ke warung "Burjo" depan MPD. (kayaknya dibikinin nastel juga kalau ndak salah, hehe mbuh dink lali... -). Maka dipanggillah keluarganya untuk membawa Beliau pulang. Sungguh kasihan. 

Lalu siapakah beliau mbah-mbah yang bisa saya katakan maskotnya mbah-mbahPogung Dalangan ini?


Supaya anda tahu sholatlah berjama'ah di Masjid Pogung Dalangan, kemudian anda cari sorang kakek yang celananya tidak MUSBIL, kalau lagi ndak pake sarung, atau tunggu dia sebelum maghrib tiba. Kemudian ngapain? Ya kenalan lah, masa ditimpukin. Biar tahu namanya.

Semoga Allah Ta'ala menambah waktu-waktu kedatangan beliau di Lima Waktu sholat, karena beliau belum saya jumpai pada sholat shubuh. Dzuhur Ashar terkadang. Semoga Allah memberikan kepada beliau kemudahan beribadah kepada-Nya karena semakin Senjanya usia. 

Beliaulah senja MPD yang pertama.

====================================

"Mbah poso mboten, Mbah? tanyaku. "Oh nggih mas, niki kulo lagi noto mukenah sing podo modal-madul, wong mbak-mbak kok podo kemproh banget le sholat mukenane ora ditoto meneh." jawabnya.


Dialog saya dengan seorang nenek yang kalau sholat di MPD pasti puuaaling terakhir keluar. Kebalikannya yang mbah-mbah kakung tadi. Beliau termasuk mbah-mbah putri yang paling rajin sholat di MPD, hampir lima waktu sholat dia pasti ikut. Biasanya setelah MPD ngadain buka puasa senin kamis bersama dan ada turahan nasi saya menberi beliau satu kotak nasi. Karena memang beliau juga rajin puasa senin kamis. 

Yang menarik dari mbah-mbah ini, Nyonya Gutheng namanya, adalah dialah yang tiap hari nglipatin mukena-mukena yang ada di tempat sholat putri yang berantakan, habis dipakai mbak-mbak yang tidak bertanggung jaawab. Padahal ibu-ibu yang lebih muda juga banyak lho. Tapi yang peduli cuma dia ples Ibunya mas Damar Romadhoni kadang, Budhe Supri begitu panggilan dari mas Erlan Iskandar, saingan rajinnya dari jama'ah putri. Kejadian lucu yang saya sering alami dengan beliau adalah.

"Mas kok lampune dipateni, wong aku durung rampung sholat, dadi tak cepeti iki," sergahnya dengan nada jengkel setelah saya mematikan saklar lampu tempat sholat putri."Aduh ngapunten mbah, kulo mboten ngertos, wong jarkulo sampun sepi, hehhehhe," jawabku tanpa merasa berdosa.



Dialah senja kedua MPD.

Kejadian ini tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Sehingga kadang saya harus tiarap melihat (baca: mengintip) melalui celah di bawah hijab apakah masih ada jamaah putri atau tidak. Kalau masih ada ( apalagi akhwat, biasanya saya baru merasa berdosa, yang saya kira nenek-nenek malah) maka lampunya saya biarin nyala dulu.

Semoga belaiu di ujung usia senjanya selalu diberkahi umurnya untuk beribadah kepada Allah Ta'ala. Dan diberikan rasa cinta kepada Masjid Pogung Dalangan. 


Faidah yang dapat kiat ambil dari cerita ini adalah:

1. Sesungguhnya orang-orang yang hatinya diberi rasa cinta kepada masjid adalah orang-orang baik yang Allah janjikan dengan naungan-Nya pada hari kiamat kelak
2. Sudah menjadi keharusan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua, karena berbakti kepada keduanya adalah pintu yang akan mengantarkan kita ke surga.
3. Kita harus memperhatikan dan melaksanakan amanah yang diberikan kepada kita, karena tidaklah sempurna iman seseorang yang tidak amanah
4. Jadilah orang-orang yang meraup pahala ketika orang lain lalai darinya, karena itu memiliki keutamaan yang besar
5. Kepada para takmir hendaknya bisa merasa ..... ya   -)

Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan.
washollallahu 'ala nabiyyina Muhammadin wal hamdulillahi Robbil 'aalamiin

Selasa, 13 Shofar 1435 H/ 17 Desember 2013 M di MPD, menjelang Dzuhur

========================================
catatan :
Redaksi perkataan tokoh saya riwayatkan secara ma'nawi tidak sama persis.
Cerita ini nyata, bukan fiktif yang diakarang, yang disusun oleh Takmir Mahasiswa Masjid Pogung Dalangan yang berasal dari desa Tambakmulyo.

2 komentar:

  1. saran: dikasih terjemahan jawa-indonesia ,buat yg belum bisa basa jawa

    BalasHapus
  2. Casino Review (2021) - DrmCD
    If 군산 출장안마 you're looking 이천 출장샵 for an unbiased 파주 출장샵 gaming experience 김제 출장안마 in the casino industry, the best Casino Review UK is your first 영천 출장마사지 call to  Rating: 4.5 · ‎Review by Dr

    BalasHapus